Pages

Senin, 21 Juli 2014

ROLEPLAYER STORY

Haiiii. Lama ga ngeposting nih huahahahahaa. Soalnya baru sempet nulis lagi sekarang xD Lagian sekarang juga udah ada bahan topik yang akan gue tulis kali ini dalam blog gue. Yap! Tentang roleplayer lagi. Roleplayer story. But,ini bukan kisah gue. Tapi kisah seorang rp Kris // @woeffan. Menurut gue kisah ini bagus banget. Apalagi rp Kris ini nyeritaiinnya kayak lagi bikin novel-_-langsung aja yeaaa,cekidooooottt!

Gua mau cerita nih, maaf kalo kepanjangan dan komplek. Cerita gua setahun lalu, sama akun Yoo Ara yang gua temui di TL secara random.Kita ‘bertemu’ dan berkenalan layaknya rp lain pada umumnya. Yang gua tangkep dia cewek yang baik, cerdas, hangat, dan berwawasan.Ara anak yang cukup seru dan elegan. Dia juga selalu punya topik untuk diperbincangkan. Pertemanan kami tidak pernah sepi.Akhirnya kita jadian. Gua bukan tipe orang yang romantis, begitu-pun Ara. Pasca jadian pun kita tidak ‘bersandiwara’ dengan sok mesra di -TL agar semua mata mengira kita adalah couple yang serasi.
Hubungan ini benar-benar apa adanya. Tidak sengaja dimaniskan untuk membuat kesan cinta. Yang seperti ini yg membuat gua nyaman sama dia.
Satu hari,kalo boleh jujur gua memang lagi sibuk mempersiapkan ospek universitas gua yang tinggal bentar lagi. Dari sinilah awal kebodohan gua
Gua sama sekali nggak memberi kabar sama Ara. Gua sama sekali nggak ada kontak dengan dunia RP sekitar 1 minggu.Di malam terakhir minggu ospek, sahabat RP gua-sebut saja Sulli-nelpon gua. Dia bilang Ara online lewat akun rp gua. FYI, gua&Ara pernah bercanda2an sampe tukeran password dengan catatan cuma buat tau aja tanpa harus main hack-hack an kaya anak kecil. Kontan gua tersulut emosi. Gua bukan tipe orang yang terima-terima aja ketika privasi gua diobrak abrik. Secepat kilat gua buka akun rp gua. Gua baca satu satu tweet yang dipost oleh Ara lewat akun gua. Intinya dia kangen gua dan khawatir kenapa gua nggak ngasih kabar. Tanpa pikir panjang gua lgsg dm ke akun Ara. Gua tumpahkan kekesalan gua. Gua udah naik darah. Ara udah keterlaluan, pikir gua waktu itu.

Gua ga mikir dua kali untuk marah wkt itu. Bahkan gua sampe berkata kasar, kata2 yang seharusnya nggak ditujukan untuk seorang wanita. Gua tau disaat yang sama Ara DM minta maaf, tapi gua kalap. Dan pada akhirnya gua memutuskan mengakhiri percakapan scr sepihak. Gua bener-bener kaya kesurupan. Yang ada di dalam pikiran gua waktu itu adalah bagaimana Ara bisa dewasa dan dapat pelajaran.Beberapa hari gua larut dalam selebrasi penyambutan mahasiswa baru universitas gua. Sejenak gua lupa dengan dunia RP dan Ara. Satu malam, gua akhirnya membuka akun rp. Penuh dengan mention yang nggak gua baca. Apa dari Ara? Dan ya. Hampir semua dari Ara .Intinya dia minta maaf sebesar2nya atas kebodohannya. Dan dia pamit leave untuk menebus kesalahannya itu. Gua diem. Mendadak tangan gua jadi dingin. Sesegera mungkin gua cek akunnya, dan ternyata dia benar-benar leave. Dia hilang. Jadi ini pure kebodohan gua. Gua udah membuat hati Ara sakit. Gua langsung terbayang2 kata2 kasar yang gua lontarkan wkt itu. Gua jahat. Pada akhirnya gua menyesal. Gua telah melepas wanita sebaik Ara. Bahkan di waktu yang sama gua hampir nangis. Cowok keras macam gua hampir nangis. Nangis karena kesalahan terhadap wanita yang bahkan sampe saat ini gua nggak tau identitasnya, Intinya, nggak perlu lah kalian cowok kasar sama seorang cewek. Biar gimanapun hati seorang cewek nggak akan pernah setebal hati cowok. Dan untuk Ara. Dimanapun berada. Gua kangen lo. Kangen cerita lo. Kangen lo panggil gua ‘kampret’. Kangen semuanya. Maafin gua. Maafin gua.

Beberapa bulan sejak gua kehilangan Ara, gua gak pernah mau PDKT sama rp siapapun. Sulli sempet celoteh, “lo mau sampe kapan kaya gini, edan!”
Aneh juga, sih. Kehilangan Ara membuat gua menutup diri dari yeoja-yeoja lain yang sebenarnya mungkin lebih baik. Tapi gua nggak siap.Satu hari gua iseng ikut WGL. Gua pasang “bias: Yoo Ara” . Gua beneran gila, barangkali. Berharap Ara masih ada di sana untuk maafin gua. Gua berkali2 ikut WGL dan berkali2 pula nggak memilih siapapun. Sampai akhirnya gua menemukan satu akun Sulli yang meretweet post wgl gua. You should know bahwa dia ternyata temen gua Sulli-yang-daritadi-nongol-di-cerita-gua.
“Lo ngapain retweet WGL gua,” ujar gua ketus. “Lo kayak orang gila sih, Ara mulu, Ara mulu.” Udah 2 bulan berlalu gua semakin dekat sama Sulli. PDKT 3 hari dari WGL tidak ada artinya lagi. Kita banyak bertukar pikiran.
Dia punya kucing, gua juga. Dia naik motor, gua juga. Dia suka komik, gua juga. Kesamaan ini gua rasa bukan satu kebetulan. Gua nggak mau hal yang sama terjadi 2 kali. Gua nggak mau nantinya ketika gua couplean kemudian putus, hubungan kita tidak akan sedekat ini. Gua menikmati hubungan ini. Hubungan yang tanpa status. Gua terjebak dalam yang namanya friendzone.
Suatu ketika Sulli bilang, “lo masih inget Ara?”. Gua jawab, “dikit. Oh iya lo daridulu jomblo, nggak aus?”. Gua sedikit bercanda. Nggak ada jawaban. Tiba-tiba Sulli bilang ke gua untuk cek soundcloudnya. Sulli memang biasa upload cover lagu dengan soundcloud. Gua mendengar post terbarunya. Tidak ada musik seperti biasanya. Suara lirih Sulli terdengar samar-samar. Suara yang biasa gua dengar. “Seandainya lo tau kalo diluar sana ada orng yng memikirkan lo lebih, seandainya lo tau orng terdekat lo ada yng memperhatikan lo lebih.” Gua tercekat. Jelas itu buat gua. Gua jadi ngerasa bersalah selama ini mengagung-agungkan Ara di depan Sulli yang diam2 memikirkan gua. Gua tiba2 tergerak untuk membuat akun soundcloud dan pada akhirnya gua merekam suara gua dan menyuruh Sulli untuk mendengarnya. “Gua nggak mau hubungan kita malah renggang kalo kita nantinya jadian dan putus. Gua nyaman kita yang seperti ini. Maafin gua”.
“Beruntung ya si Ara. Dipikirin orang terus sampe sekarang,” Sulli membalas dengan DM. “Maafin gua Sull. Gua nggak maksud gantungin lo. Tapi ya…” belum sempat gua send DM gua, gua kehabisan kata-kata untuk menjelaskan.
Tiba2 Sulli menambahi “seenggaknya kita sama. Sama-sama memikirkan orang yang nggak mikirin kita.” Di sini gua belajar untuk tidak berlarut-larut dengan sesuatu yang sudah terjadi. Di luar sana banyak yang menunggu.
Tapi kalo cuma demi status, mending nggak usah jadian. Ketika lo nyaman sama hubungan lo sakarang-walau tanpa status-, lanjutkanlah. Sulli sampai sekarang masih jadi slh satu sahabat terbaik gua, meski sekarang dia udah deact dan fokus untuk kuliahnya di Kuala Lumpur.


Whoaaaaa,ceritanya lumayan sad lah. Gimmana menurut kalian para pembaca? Oiya,thanks buat yang udah mau baca ceritanya. Makasi juga buat @woeffan yang ngijinin ceritanya gue posting di blog gue ^^


0 komentar: